Sabtu, 09 April 2011

Action Research

ACTION RESEARCH
Oleh : Drs. Agus Subandi
A. Pengertian
Beberapa tahun terakhir ini berkembang dengan pesat sebuah model penelitian eksperimen yang dapat dikatakan “tidak kaku”, tetapi sebaliknya justru menuntut adanya perkembangan. Penelitian dimaksud adalah “penelitian tindakan”. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89)
Ketika model penelitian tindakan ini mulai diperkenalkan, banyak ilmuwan yang tidak setuju, dan beranggapan bahwa penelitian tindakan ini kurang ilmiah, karena dilakukan dengan coba-coba. Namun setelah diketahui hasilnya bermanfaat, dan memang dilakukan secara sistematis serta menggunakan langkah-langkah yang benar, maka semaraklah perkembangannya. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89-90)
Pada hakikatnya action research merupakan rangkaian “ riset-tindakan, riset- tindakan … “ yang dilakukan secara siklik / siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua diantaranya adalah individual action research dan collaborative action research. (Diklat PTK Nasional 2008, hlm. 1)
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan siklus adalah : hasil belajar, tingkat kedisiplinan, tingkat keaktifan siswa, sikap ilmiah, perilaku siswa, kemampuan kerjasama siswa, proses pembelajaran di kelas dan keterampilan mengajar guru. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 32)
Penelitian tindakan ini dapat dimasukkan dalam kelompok “penelitian eksperimen” dengan ciri yang khusus. Yakni penelitian eksperimen berulang dan berkelanjutan. Dengan menggunakan data kualitatif. (Suharsimi Arikunto, 2006, 95)
Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 95)
1

2
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 90)
Masalah yang dapat dikaji diantaranya : masalah belajar disekolah; pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan; pelaksanaan; dan evaluasi program pengajaran; pengelolaan dan pengendalian; desain dan strategi pembelajaran di kelas; penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai; alat bantu, media dan sumber belajar; system asesmen dan evaluasi proses serta hasil pembelajaran; masalah kurikulum. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 30)
Mengingat bahwa permasalahan pendidikan itu tidak hanya terjadi di kelas saja, tetapi juga di luar kelas dan masih dalam lingkup sekolah, maka guru dapat melakukan perbaikan terhadap proses kerjanya. Oleh karena itu istilah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) dapat dimaknai terlalu sempit. Istilah yang lebih luas dan luwes adalah Penelitian Tindakan (Action Risearch) saja. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89)
Adapun tujuan dan manfaat penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran, pemecahan masalah, dan layanan professional. Sedangkan manfaatnya untuk menumbuhkan sikap inovatif, rasa percaya diri, dan pengembangan kurikuler. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 14)
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “ penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan “. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 90)
Menurut Kemmis action research adalah “penelitian untuk mengujicobakan ide-ide dalam praktek untuk memperbaiki / mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi”. (Kemmis, 1983).


3
Menurut Taggart action research adalah “bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan social serta pemahaman mengenai praktik dan situasi tempat dilakukannya”. (Taggart, 1988)
Action research adalah “bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang dilakukan”. (Proyek PGSM Diknas, 1999)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Sedangkan tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 91)

B. Ciri / Karakteristik Penelitian Tindakan
1. On job problem oriented, (masalah yang diteliti adalah masalah yang riil, yang muncul dari dunia kerja peneliti / yang ada dalam kewenangan / tanggung jawab peneliti).
2. Problem solving oriented, (berorientasi pada pemecahan masalah). Penelitian-penelitian yang hanya menghasilkan pengertian / pemahaman seperti pada riset empirisme dan interpretivisme dianggap tidak bermanfaat (meaniful), karena tidak memecahkan masalah.
3. Improvement oriented, (berorientasi pada peningkatan kualitas). Action research menegaskan pentingnya masing-masing komponen dari suatu system organisasi itu berkembang (berubah lebih baik).

4
4. Multiple data collection, (berbagai cara koleksi data dipergunakan). Untuk memenuhi prinsip critical approaches (kebenaran itu subyektif / problematik) berbagai cara pengumpulan data umumnya digunakan seperti : observasi, tes, wawancara, questionnaires dan sebagainya, agar apa yang sebenarnya disebut kebenaran / realita dapat lebih diungkap.
5. Cyclic, (siklis) konsep tindakan (action) pada dasarnya diterapkan melalui urutan-urutan : planning, acting, observing and reflecting yang secara pada hakekatnya menggambarkan pemikiran kritis dan reflektif (critical / reflective thinking) terhadap efektifitas kepemimpinan atas tindakan.
6. Participatory (collaborative). Peneliti bekerjasama dengan orang lain (ahli) melakukan setiap langkah penelitian action research, seperti : planning, observing, thinking action dan reflecting. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 1-2)
C. Model Penelitian Tindakan
Kurt Lewin mengembangkan penelitian tindakan atas dasar konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Tindakan (acting),
3. Pengamatan (observing), dan
4. Refleksi (reflecting). (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan yang berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Apabila digambarkan dalam bentuk vusualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut ini :


5
Perlakuan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun model dimaksud adalah sebagai berikut :
Perencanaan

Refleksi -------- SIKLUS-1 ------------ Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi -------- SIKLUS – II ---------- Pelaksanaan

Pengamatan
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 97)


6
Adapun tahapan dalam penelitin tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Pertama : Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Tahap Kedua : Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah yang mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan menghindari kekakuan.
Tahap Ketiga : Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Ketika yang menjadi pengamat adalah guru yang bersangkutan, maka mesti melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Tahap Keempat : Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 98-99)
D. Prinsip Penelitian Tindakan
1. Penelitian tindakan partisipatori (participatory action research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki program kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian tindakan kritis (critical action research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.
3. Penelitian tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek pembelajaran.
7
4. Penelitian tindakan institusi (institutional action research), yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinekerja, proses, dan prokduktivitas lembaga. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 95-96)
E. Sasaran Objek Penelitian Tindakan
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan / laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang bisa diamati guru, siswa, atau keduanya.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Dalam penelitian tindakan, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 102-104)


8
F. Laporan Penelitian Tindakan
1. Pembukaan
a. Halaman judul
b. Halaman pengesahan
c. Abstraksi
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
2. Bagian Isi
a. Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, kerangka berfikir, hipotesis.
b. Bab 2 : Kajian teoritik, hasil penelitian yang relevan.
c. Bab 3 : Metodologi penelitian, yang meliputi : subjek penelitian, setting (tempat), desain (rancangan atau cara-cara pokok penelitian), data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pelaksanaan tindakan, cara monitoring (pemantauan siapa yang melakukan, dimana dan apa yang dipantau), analisis hasil (jenis data yang dianalisis, siapa yang menganalisis) dan refleksi.
d. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : deskripsi setting penelitian, hasil penelitian dari setiap siklus dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran, pembuatan kesimpulan memperhatikan hasis analisis yang mengacu ke perumusan masalah dan tujuan. Sedangkan saran meliputi saran untuk penelitian lanjut dan penerapan hasil penelitian.
3. Bagian Penunjang
a. Daftar Pustaka.
b. Lampiran-lampiran yang diperlukan.
c. Lampiran instrument penelitian.
d. Dokumentasi. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 44-45)


9
G. Proposal PTK
1. Judul
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
d. Kerangka Pemikiran
e. Hipotesis
3. Kerangka Teoritik (Landasan Teori)
4. Metodologi Penelitian :
a. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
b. Rencana Tindakan :
1) Perencanaan (skenario tindakan, pengadaan alat, personel)
2) Pelaksanaan tindakan (deskripsi tindakan, skenario kerja, perbaikan, serta prosedur tindakan)
3) Rencana perekaman / pencatatan data dan pengolahannya ataupenafsiran data
4) Observasi (rencana perekaman / pencatatan data dan pengolahannya / penafsiran data).
5) Analisis dan refleksi :
(a) Prosedur analisis
(b) Refleksi brkenaan dengan proses
(c) Dampak tindakan perbaikan
(d) Kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya
c. Data dan Cara Pengumpulan (jenis dan format data)
5. Rencana Anggaran
6. Jadwal Penelitian
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran
9. Dokumentasi
10. Curriculum vitae. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 38-39)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar