Sabtu, 09 April 2011

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAI Kelas X SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA
Oleh : Drs. Agus Subandi Guru SMAN 5 Karawang


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 1,2,3
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 memnit )

I. Standar Kompetensi
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai
Khalifah di bumi.
II. Kompetensi Dasar
1.1 Membaca Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyah : 56, Q.S An-Nahl : 78
1.2 Menjelaskan arti Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun 12-14, Q.S Adz-Dzariyat 56 dan Q.S An-Nahl 78
1.3 Membiasakan perilaku sebagai khaliah di bumi seperti terkandung dalam
Q.S Al-Baqarah : 30, Q.S Al-Mu’minun : 12-14, Q.S Adz-Dzariyat : 56
Q.S An-Nahl : 78
III. Indikator
1. Membaca Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Al-Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78

30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.


56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

2. Mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
3. Mengartikan masing-masing kata yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun: 12-14, Q.S Adz-Dzariyat: 56, Q.S An-Nahl:78
4. Mengartikan tiap kata ayat Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
5. Menjelaskan makna Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
6. Menghafalkan Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
7. Menulis Q.S. Al-Baqarah : 30, Q.S. Al-Mu’minun : 12-14, Q.S. Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
8. Mentranslate huruf Arabic ke dalam huruf latin Q.S Al-Baqarah : 30, Q.S Al-Mu’minun : 12-14, Q.S Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
9. Menulis ayat Al-Qur’an ke dalam Komputer Arabic / Minipad Q.S Al-Baqarah : 30, Q.S Al-Mu’minun : 12-14, Q.S Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
10. Menafsirkan ayat Q.S Al-Baqarah : 30, Q.S Al-Mu’minun : 12-14, Q.S Adz-Dzariyat : 56, Q.S An-Nahl : 78
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Perrtemuan pertama :
Membaca dengan fasih surat Al-Baqarah : 30
Mentajwidkan surat Al-Baqarah : 30
Mengartikan Surat Al-Baqarah : 30
Menyimpulkan kandungan surat Al-Baqarah : 30
Menghafal surat Al-Baqarah : 30
Menulis surat Al-Baqarah : 30
Pertemuan kedua :
Membaca dengan fasih surat Al-Mu’minun : 12-14
Mentajwidkan surat Al-Mu’minun : 12-14
Mengartikan surat Al-Mu’minun : 12-14
Memnyimpulkan kandungan surat Al-Mu’minun : 12-14
Menghafal surat Al-Mu’minun : 12-14
Menulis surat Al-Mu’minun : 12-14
Pertemuan ketiga :
Membaca surat Adz-Dzariyat : 56 dan An-Nahl : 78
Mentajwidkan surat Adz-Dzariyat : 56 dan An-Nahl : 78
Mengartikan surat Adz-dzariyat : 56 dan An-Nahl : 78
Menyimpulkan kandungan surat Adz-Dzariyat : 56 dan An-Nahl : 78
Menghafal surat Adz-Dzariyat : 56 dan An-nahl : 78
Menulis surat Adz-dzariyat : 56 dan An-Nahl : 78
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Penugasan, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Tadarrus/Appersepsi
1 I Membaca fasih Q.S al baqarah 30 Latihan
2 Mentajwidkan Q.S al baqarah 30 Tanya Jawab
3 Mengartikan Q.S al baqarah 30 Tanya Jawab
4 Menyimpulkan Q.S al baqarah 30 Tanya Jawab
5 Mengafal Q.S al baqarah 30 Latihan
6 Menulis Q.S al baqarah 30 Latihan
7 II Membaca fasih Q.S al mukminun 12-14 Latihan
8 Mentajwidkan Q.S al mukminun 12-14 Tanya Jawab
9 Mengartikan Q.S al mukminun 12-14 Tanya Jawab
10 Menyimpulkan Q.S al mukminun 12-14 Tanya jawab
11 Menghafal Q.S al mukminun 12-14 Latihan
12 Menulis Q.S al mukminun 12-14 Latihan
13 III Membaca fasih Q.S adz-dzariyat 56 Latihan
dan an-nahl 78
14 Mentajwidkan Q.S adz-dzatiyat 56 Tanya Jawab
dan an-nahl 78
15 Menyimpulkan Q.S adz-dzariyat 56 Tanya Jawab
dan anhl 78
16 Menghafal Q.S adz-dzariyat 56 Latihan
dan an nahl 78
17 Menulis Q.S adz-dzariyat 56 Latihan
dan an nahl 78


VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
CD Al-Qur’an
Komputer Arabic
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir

Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
2 (Dua)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 4,5,6
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 memnit )
I. Standar Kompetensi
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah
II. Kompetensi Dasar
Membaca Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
Menjelaskan arti Q.S Al-An-‘Aam: 162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti terkandung dalam Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
III. Indikator
1. Membaca Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5


162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".


5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan
2. Mengidentifikasi tajwid Q.S Al-An-‘Aam:162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
3. Mengartikan masing-masing kata yang terdapat dalam Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
4. Arti tiap kata ayat Q.S Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
5. Menjelaskan makna Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
6. Menghafalkan Q.S. Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
7. Menulis Q.S. Al-An=’Aam : 162-163, Q.S. Al-Bayyinah : 5
8. Mentranslate huruf Arabic ke dalam huruf latin Q.S Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
9. Menulis ayat Al-Qur’an ke dalam Komputer Arabic / Minipad Q.S Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
10. Menafsirkan ayat Q.S Al-An-‘Aam : 162-163, Q.S Al-Bayyinah : 5
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan keempat :
Membaca dengan fasih surat Al-An-‘Aam : 162
Mentajwidkan surat Al-An-‘Aam : 162
Mengartikan Surat Al-An-‘Aam : 162
Menyimpulkan kandungan surat Al-An-‘Aam : 162
Menghafal surat Al-An-‘Aam : 162
Menulis surat Al-An-‘Aam : 162
Pertemuan kelima :
Membaca dengan fasih surat Al-An-‘Aam : 163
Mentajwidkan surat Al-An-‘Aam : 163
Mengartikan surat Al-An-‘Aam : 163
Menyimpulkan kandungan surat Al-An-‘Aam : 163
Menghafal surat Al-An-‘Aam : 163
Menulis surat Al-An-‘Aam : 163
Pertemuan keenam :
Membaca surat Al-Bayyinah : 5
Mentajwidkan surat Al-Bayyinah : 5
Mengartikan surat Al-Bayyinah : 5
Menyimpulkan kandungan surat Al-Bayyinah : 5
Menghafal surat Al-Bayyinah : 5
Menulis surat Al-Bayyinah : 5
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Penugasan, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Tadarrus/appersepsi
1 IV Membaca fasih Q.S al an-'aam 162 Latihan
2 Mentajwidkan Q.S al-an'aam 162 Tanya Jawab
3 Mengartikan Q.S al-an'aam 162 Tanya Jawab
4 Menyimpulkan Q.S al-an'aam 162 Tugas
5 Mengafal Q.S al-an'aam 162 Latihan
6 Menulis Q.S al-an'aam 162 Latihan
7 V Membaca fasih Q.S al-an'aam 162 Latihan
8 Mentajwidkan Q.S al-an'aam 162 Tanya Jawab
9 Mengartikan Q.S al-an'aam 162 Tanya Jawab
10 Menyimpulkan Q.S al-an'aam Tanya Jawab
11 Menghafal Q.S al-an'aam 162 Latihan
12 Menulis Q.S al-an'aam 162 Latihan
13 VI Membaca fasih Q.S al bayyinah 5 Latihan
14 Mentajwidkan Q.S al bayyinah 5 Latihan
15 Menyimpulkan Q.S al bayyinah 5 Tanya Jawab
16 Menghafal Q.S al bayyinah 5 Latihan
17 Menulis Q.S al bayyinah 5 Latihan


VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
CD Al-Qur’an
Komputer Arabic
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3 ( Tiga )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 7,8,9
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 memnit )

I. Standar Kompetensi
3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya
dalam asmaa-al husna
II. Kompetensi Dasar
Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaa-ul Husna
Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaa-ul Husna
Menampilkan perilaku yang mencierminkan keimanan terhadap 10 Sifat Allah dalam Asmaa-ul Husna
III. Indikator
1. Pengertian Asmaa-ul Husna.
2. Hadits tentang fadhilah yang hafal Asmaa-ul Husna.
3. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan Asmaa-ul Husna.
a. Al ‘Adl : Allah Yang Maha Adil

90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
b. Al Ghaffar : Allah Yang Maha Pengampun


22. dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1032],
[1032] Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa Dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.

c. Al Hakim : Allah Yang Maha Bijaksana

15. dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana

84. dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.

d. Al Malik : Allah Yang Maha Menguasai / Mejarai

116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.
e. Al Hasib : Allah Yang Maha Menghitung

86. apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
[327] Penghormatan dalam Islam Ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.

47. Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.

f. Al Mutakabbir : Allah Yang Memiliki Kebesaran


23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

g. Al Lathiif : Allah Yang Maha Lembut


19. Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.

h. Al ‘Adziim : Allah Yang Maha Agung


255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
[161] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
i. Al Haq : Allah yang Maha Benar

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

j. Al Ghaniyy : Allah Yang Maha Kaya


15. Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

4. Menjelaskan nama-nama Allah dalam Asmaa-ul Husna.
5. Menyebutkan arti nama-nama Allah dalam Asmaa-ul Husna.
6. Menjelaskan penggunaan Asmaa-ul Husna dalam ibadah.
7. Menghafalkan 10 macam Asmaa-ul Husna.
8. Menghafalkan arti 10 macam Asmaa-ul Husna.
9. Menerapkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Perrtemuan ketujuh :
Menjelaskan pengertian Asmaa-ul Husna.
Menjelaskan hadits tentang fahilah yang hafal Asmaa-ul Husna.
Menyebutkan ayat yang menjelaskan Asmaa-ul Husna.
Pertemuan kedelapan :
Menjelaskan nama-nama Allah dalam Asmaa-ul Husna.
Menyebutkan arti nama-nama Allah dalam Asmaa-ul Husna.
Menjelaskan penggunaan Asmaa-ul Husna dalam ibadah.
Pertemuan kesembilan :
Menghafalkan 10 macam Asmaa-ul Husna.
Menyebutkan arti 10 macam Asmaa-ul Husna.
Menerapkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Appersepsi
1 VII Pengertian Asmaa-al husna Tanya jawab
2 Hadits fadhilah yang hafal asmaa-al Latihan
husna
3 Ayat yang menjelaskan asmaa-al husna Latihan
4 VIII Nama-nama Allah dalam Asmaa-ul Husna Tanya Jawab
5 Arti nama-nama Allah dalam asmaa=al Tanya Jawab
husna
6 Penggunaan Asmaa-al husna dalam ibadah Latihan
7 IX Menghafal 10 Asmaa-al Husna Latihan
8 Menghafal arti 10 Asmaa-ul Husna Latihan
9 Menerapkan perilaku yang mencerminkan Diskusi
keimanan 10sifat Allah

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir

Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 1962041619850310






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
4 ( Empat )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 10,11
Alokasi Waktu : 4 Jam ( 2 X 45 memnit )

I. Standar Kompetensi
4. Membiasaka perilaku terpuji.
II. Kompetensi Dasar
Menyebutkan perilaku husnudhon.
Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudhon terhadap Allah, diri sendiri dan sesama manusia.
Membiasakan perilaku husnudhon dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator
1. Menyebutkan pengertian husnudhon.
2. Menyebutkan ayat yang berkaitan dengan husnudhon.
3. Menyebutkan arti ayat yang berkaitan dengan husnudhon.
4. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap Allah.
5. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap diri sendiri.
6. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap sesame manusia.
7. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap Allah.
8. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap diri sendiri.
9. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap sesame manusia.

IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan kesepuluh :
1. Menyebutkan pengertian husnudhon.
2. Menyebutkan ayat yang berkaitan dengan husnudhon.
3. Menyebutkan arti ayat yang berhubungan dengn husnudhon.
4. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap Allah.
Pertemuan kesebelas :
5. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap diri sendiri.
6. Menyebutkan contoh husnudhon terhadap sesame manusia.
7. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap Allah.
8. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap diri sendiri.
9. Menunjukkan sikap husnudhon terhadap sesame manusia.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah :
No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Appersepsi
1 X Menyebutkan arti husnudhon Tanya Jawab
2 Menyebutkan ayat husnudhon Latihan/Tugas
3 Menyebutkan arti ayat husnudhon Tanya Jawab
4 Contoh husnudhon terhadap Allah Diskusi
5 XI Contoh husnudhon terhadap diri Diskusi
sendiri
6 Contoh husnudhon terhadap Diskusi
sesamanya
7 Sikap husnudhon terhadap Allah Tanya Jawab
8 Sikap husnudhon terhadap diri Tanya Jawab
sendiri
9 Sikap husnudhon terhadap Tanya Jawab
sesamanya

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
1. Al-Qur’an
2. Al-Qur’an dan terjemahannya
3. Buku Paket PAI
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 19620416198503101


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
5( Lima )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 12,13
Alokasi Waktu : 4 Jam ( 2 X 45 memnit )
I. Standar Kompetensi
5. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi dan hikmah ibadah
II. Kompetensi Dasar
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam.
Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur’an sebagai
Sumber hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Ijma’ sebagai sumber hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Qiyas sebagai sumber hukum Islam.
Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi.
Menjelaskan macam-macam hukum taklifi.
Menjelaskan contoh macam-macam hukum taklifi.
Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan hukum taklifi.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Perrtemuan keduabelas :
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur’an sebagai hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi hadits sebagai sumber hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan Ijma’ sebagai sumber hukum Islam.
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Qiyas sebagai sumber hukum Islam.
Pertemuan ketigabelas :
Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam.
Menjelaskan macam-macam hukum taklifi.
Menjelaskan contoh macam-macam hukum taklifi dalam hukum Islam.
Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan hukum taklifi.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman, Emosional
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Appersepsi
1 XII Pengertian, kedudukan,fungsi Al-Qur'an Tanya Jawab
2 Pengertian, kedudukan,fungsi Hadits T J
3 Pengertian, kedudukan,fungsi Ijma' Tanya Jawab
4 Pengertian, kedudukan,fungsi Qias Tanya Jawab
5 XIII Pengertian, kedudukan,fungsi hukum Tanya Jawab
taklifi
6 Macam-macam hukum taklifi Tanya Jawab
7 Contoh macam-macam hukum taklifi Diskusi
8 Menunjukkan perilaku sesuai hukum Tanya Jawab
taklifi

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI

VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
6 ( Enam )
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 1
Pertemuan ke : 14,15
Alokasi Waktu : 4 Jam ( 2 X 45 memnit )
I. Standar Kompetensi
6. Memahami keteladanan Rasulullah saw. dalam membina ummat periode
Makkah
II. Kompetensi Dasar
Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Mendiskripsikan substansi dan strategi dakwah rasulullah saw. periode Makkah.
III. Indikator
Mengumpulkan kisah-kisah dakwah Rasulullah saw. pada periode Makkah dalam buku Sejarah Rasulullah saw. dan Al-Qur’an.
Mendiskusikan dalam kelompok tentang sejarah Rasulullah saw. periode Makkah.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas tentang sejarah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menyimpulkan hasil diskusi tentang sejarah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menjelaskan hikmah mempelajari sejarah Rasulullah saw. periode Makkah.
Meneladani cara dakwah Rasulullah saw. periode Makkah dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan keempatbelas :
Mengumpulkan kisah-kisah dakwah Rasulullah saw. dalam buku Sejarah Rasulullah saw. dan Al-Qur’an.
Mendiskusikan dalam kelompok tentang sejarah Rasulullah saw. periode Makkah.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas tentang sejarah dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menyimpulkan hasil diskusi tentang sejarah dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Pertemuan kelimabelas
Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Menjelaskan hikmah dakwah Rasulullah saw. periode Makkah.
Meneladani cara dakwah Rasulullah saw. periode Makkah dalam kehidupan sehari-hari.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman, Emosional
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi
C. Langkah-langkah :
No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Appersepsi

1 XIV Mengumpulkan kisah-kisah dakwah Rasulullah Saw.Diskusi
2 Mendiskusikan dakwah Rasulullah Saw. periode Diskusi
Makkah
3 Presentasi dakwah Rasulullah Saw. periode Demonstrasi
Makkah
4 Menyimpulkan hasil diskusi dakwah Rasulullah Tanya Jawab
Saw.
5 XV Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah Saw. Tanya Jawab
periode Makkah
6 Strategi dakwah Rasulullah Saw periode Makkah Diskusi
7 Hikmah dakwah Rasulullah saw. periode Makkah Diskusi
8 Menunjukkan perilaku meneladani dakwah Tanya Jawab
dakwah Rasulullah Saw.

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
Buku Sejarah Rasullah saw.
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, 9 Juli 2009
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
7 ( Tujuh )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 1,2,3
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 menit )

I. Standar Kompetensi
7. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi.
II. Kompetensi Dasar
Membaca Q.S. Ali Imran : 159, Q.S Asy-Syuuro : 38
7.2 Menjelaskan arti Q.S Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38
Menampilkan perilaku hidup demokratis sesuai Q.S Ali Imran : 59,
Q.S Asy-Syuuro : 38
III. Indikator
Membaca Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Mengidentifikasi tajwid Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Mengartikan masing-masing kata yang terdapat pada Q.S Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Mengartikan tiap kata ayat Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menjelaskan makna Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menghafalkan Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menulis Q.S. Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Mentranslate huruf Arabic ke dalam huruf latin Q.S Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menulis ayat Al-Qur’an ke dalam Komputer Arabic / Minipad Q.S Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menafsirkan ayat Q.S Ali Imran : 59, Q.S Asy-Syuuro : 38.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan pertama :
Membaca dengan fasih surat Ali Imran : 59.
Mentajwidkan surat Ali Imran : 59.
Mengartikan Surat Ali Imran : 59.
Menyimpulkan kandungan surat Ali Imran : 59.
Menghafal surat Ali Imran : 59.
Menulis surat Ali Imran : 59.
Pertemuan kedua :
Membaca dengan fasih surat Asy-Syuuro : 38.
Mentajwidkan surat Asy-Syuuro : 38
Mengartikan surat Asy-Syuuro : 38.
Menyimpulkan kandungan surat Asy-Syuuro : 38.
Pertemuan ketiga :
Menghafal surat Asy-Syuuro : 38.
Menulis surat Asy-Syuuro : 38.
Menunjukkan perilaku demokratis sesuai Q.S Ali Imran : 59
Menunjukkan perilaku demokratis sesuai Q.S Asy-Syuuro : 38.
Menunjukkan manfaat perilaku demokratis dalam kehidupan bermasyarakat.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Penugasan, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Tadarrus/Appersepsi
1 I Membaca fasih Q.S Ali Imran 59 Latihan
2 Mentajwidkan Q.S Ali Imran 59 Tanya Jawab
3 Mengartikan Q.S Ali Imran 59 Tanya Jawab
4 Menyimpulkan Q.S Ali Imran 59 Tugas
5 Menghafal Q.S Ali Imran 59 Latihan
6 Menulis Q.S Ali Imran 59 Latihan
7 II Membaca fasih Q.S Asy-syuuro 38 Latihan
8 Mentajwidkan Q.S Asy-syuuro 38 Tanya Jawab
9 Mengartikan Q.S Asy-syuuro 38 Tanya Jawab
10 Menyimpulkan Q.S Asy-syuuro 38 Tugas
11 III Menghafal Q.S Asy-syuuro 38 Latihan
12 Menulis Q.S Asy-syuuro 38 Latihan
13 Perilaku demokratis Tanya Jawab
sesuai Q.S Asy-syuuro 38
14 Perilaku demokratis sesuai Tanya Jawab
Q.S Asy-syuuro 38

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
CD Al-Qur’an
Komputer Arabic
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir

Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,


Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
8( Delapan )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 4,5,6
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 menit )
I. Standar Kompetensi
8. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat.
Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat.
Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator
Menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat.
Menyebutkan ayat yang berhubungan dengan kewajiban beriman kepada Malaikat.
Menyebutkan hadits yang berhubungan dengan kewajiban beriman kepada Malaikat.
Menjelaskan tugas Malaikat.
Menjelaskan manfaat beriman kepada Malaikat.
Menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat.
Menjelaskan cirri-ciri orang yang beriman kepada Malaikat.
Menampilkan perilaku mulia yang mencerminkan iman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
Membedakan orang yang beriman dan tidak beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan keempat :
Menjelaskan pengertian beriman kepada malaikat.
Menyebutkan ayat yang berhubungan dengan kewajiban beriman kepada Malaikat.
Menyebutkan hadits yang berhubungan dengan kewajiban kepada Malaikat.
Pertemuan kelima :
Menjelaskan tugas Malaikat.
Menjelaskan manfaat beriman kepada Malaikat.
Menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat.
Pertemuan keenam :
Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat.
Menampilkan perilaku mulia sebagai cerminan iman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
Membedakan orang yang beriman dan tidak beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas
Tadarrus/Appersepsi
1 IV Pengertian beriman kepada Malaikat Tanya Jawab
2 Ayat kewajiban beriiman kepada Malaikat Latihan
3 Hadis kewajiban beriman kepada Malaikat Latihan
4 V Tugas Malaikat Tanya Jawab
5 Manfaat beriman kepada Malaikat Tanya Jawab
6 Contoh perilaku beriman kepada Malaikat Diskusi
7 VI Ciri-ciri beriman kepada Malaikat Tanya Jawab
8 Menampilkan perilaku mulia cermin iman Tanya Jawab
kepada Malaikat
9 Membedakan orang beriman dan tidak Tanya Jawab
beriman kepada Malaikat

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
CD Asmaa-ul Husna
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,

Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
9 ( Sembilan )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 7,8,9
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 menit )

I. Standar Kompetensi
9. Membiasakan perilaku terpuji.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu.
Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu.
Mempraktekkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator
Pengertian adab berpakaian.
Pengertian adab dalam berhias.
Pengertian adab dalam perjalanan.
Pengertian adab dalam bertamu dan menerima tamu.
Ayat yang mewajibkan berpakain.
Hadits tentang berhias.
Hadits tentang adab dalam perjalanan.
Hadits tentang adab bertamu dan menerima tamu.
Contoh adab dalam berpakaian.
Contoh adab dalam berhias.
Contoh adab dalam perjalanan.
Menunjukkan adab dalam bertamu dan menerima tamu.
Mampu menerapkan berpakaian yang benar menurut Islam.
Mampu mempraktekkan yang baik dalam berhias.
Mampu mempraktekkan yang baik dalam perjalanan.
Mampu mempraktekkan yang baik dalam bertamu dan menerima tamu.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan ketujuh :
Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian.
Menjelaskan pengertian adab dalam berhias.
Menjelaskan pengertian adab dalam perjalanan.
Menjelaskan pengertian adab dalam bertamu dan menerima tamu.
Menyebutkan ayat tentang kewajiban dalam berpakaian.
Menyebutkan hadits tentang adab berhias.
Menyebutkan hadits tentang adab dalam perjalanan.
Pertemuan kedelapan :
Menyebutkan hadits tentang adab bertamu dan menerima tamu.
Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian.
Menunjukkan contoh adab dalam berhias.
Menunjukkan contoh adab dalam perjalanan.
Menunjukkan contoh adab bertamu dn menerima tamu.
Pertemuan kesembilan :
Mempraktekkan perilaku yang baik dalam berpakaian.
Mempraktekkan perilaku yang baik dalam berhias.
Menerapkan perilaku yang baik dalam perjalanan.
Mempraktekkan perilaku yang baik dalam bertamu dan menerima tamu.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah
No. Pertemuan Materi Kegiatan Tugas

Appersepsi
1 VII Pengertian adab berpakaian Tanya Jawab
2 Pengertian adab berhias Tanya Jawab
3 Pengertian adab dalam perjalanan Tanya Jawab
4 Pengertian adab bertamu & menerima tamu Tanya Jawab
5 Ayat kewajiban berpakaian Latihan
6 Hadits tentang berhias Latihan
7 Hadits adab dalam perjalanan Latihan
8 VIII Hadits bertamu dan menerima tamu Latihan
9 Contoh adab berpakaian Diskusi
10 Contoh adab berhias Diskusi
11 Contoh adab dalam perjalanan Diskusi
12 Contoh adab bertamu dan menerima tamu Diskusi
13 IX Mempraktekkan perilaku yang baik dalam Diskusi
berpakaian
14 Mempraktekkan perilaku yang baik dalam Diskusi
berhias
15 Mempraktekkan perilaku yang baik dalam Diskusi
perjalanan
16 Mempraktekkan perilaku yang baik dalam Diskusi
bertamu dan menerima tamu

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Hadits Bukhori Muslim
Buku Paket PAI
Majalah Islam tentang Model Pakaian
Majalah Islam tentang Produk Kosmetika
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,

Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
10 ( Sepuluh )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 10,11,12
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 memnit )

I. Standar Kompetensi
10. Menghindari perilaku tercela.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya dan diskriminasi.
Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi.
Menghindari perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari.
III. Indikator
Menyebutkan pengertian hasad.
Menyebutkan pengertian riya.
Menyebutkan pengertian aniaya.
Menyebutkan pengertian diskriminasi.
Menyebutkan ayat larangan berbuat hasad.
Menyebutkan ayat larangan berbuat riya.
Menyebutkan larangan berbuat aniaya.
Menyebutkan larangan berbuat diskriminasi.
Menunjukkan contoh perbuatan hasad.
Menunjukkan contoh perbuatan riya.
Menunjukkan contoh perbuatan aniaya.
Menunjukkan contoh perbuatan diskriminasi.
Menjelaskan cara menghindari perbuatan hasad.
Menjelskan cara menghindari perbuatan riya.
Menjelaskan cara menghindari perbuatan aniaya.
menjelaskan cara menghindari perbuatan diskriminasi.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan kesepuluh :
Menyebutkan pengertian hasad.
Menyebutkan pengertian riya.
Menyebutkan pengertian aniaya.
Menyebutkan pengertian diskriminasi.
Menyebutkan ayat larangan hasad.
Menyebutkan ayat larangan riya.
Pertemuan kesebelas :
menyebutkan ayat larangan aniaya.
menyebutkan ayat larangan diskriminasi.
Menunjukkan contoh perilaku hasad.
Menunjukkan contoh perilaku riya.
Menunjukkan contoh perilaku aniaya.
Menunjukkan contoh perilaku diskriminasi.
Pertemuan keduabelas :
Menjelaskan cara menghindari hasad.
Menjelaskan cara menghindari riya.
menjelaskan cara menghindari aniaya.
menjelaskan cara menghindari diskriminasi.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Metode Tugas
Tadarrus/Appersepsi

1 X Menyebutkan arti hasad Tanya Jawab
2 Menyebutkan arti riya Tanya Jawab
3 Menyebutkan arti aniaya Tanya Jawab
4 Menyebutkan arti diskriminasi Tanya Jawab
5 Ayat larangan hasad Latihan
6 Ayat larangan riya Latihan
7 XI Ayat larangan aniaya Latihan
8 Ayat larangan diskriminasi Latihan
9 Contoh perilaku hasad Tanya Jawab
10 Contoh perilaku riya Tanya Jawab
11 Contoh perilaku aniaya Tanya Jawab
12 Contoh perilaku diskriminasi Tanya Jawab
13 XII Cara menghindari hasad Diskusi
14 Cara menghindari riya Diskusi
15 Cara menghidari aniaya Diskusi
16 Cara menghindari diskriminasi Diskusi

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Hadits Bukhori Muslim
Buku Paket PAI
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,

Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
11 ( Sebelas )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 13,14,15
Alokasi Waktu : 6 Jam ( 3 X 45 memnit )
I. Standar Kompetensi
11. Memahami hokum Islam tentang Zakat, haji dan Wakaf.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan perundang-undngan tentang Zakat, haji dan Wakaf.
Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan Zakat, haji dan Wakaf.
Menerapkan ketentuan perundang-undangan pengelolaan Zakat, haji dan Wakaf.
III. Indikator
Menjelaskan perundang-undangan pengelolaan Zakat.
Menyebutkan ayat dan hadits yang berhubungan dengan Zakat.
Menyebutkan nisab dan haul Zakat.
Menyebutkan golongan yang menerima zakat.
Menyebutkan contoh pengelolaan Zakat.
Menentukan cara untuk menerapkan perundang-undangan Zakat.
Menjelaskan perundang-undangan haji.
Menyebutkan ayat yang berhubungan dengan Haji.
Menyebutkan hadits yang berhubungan dengan haji.
Menyebutkan cara pelaksanaan Haji.
Praktek manasik Haji.
Menjelaskan perundang-undangan Wakaf.
Menyebutkan ayat yang berhubungan dengan Wakaf.
Menyebutkan hadits yang berhubungan dengan Wakaf.
Menjelaskan benda-benda yang boleh diwakafkan.
Menentukan cara untuk menerapkan perundang-undangan tentang Wakaf.

IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Perrtemuan keduabelas :
Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan Zakat.
Menyebutkan ayat dan hadits tentang Zakat.
Menyebutkan nisab dan haul Zakat.
Menyebutkan golongan yang menerima Zakat.
Menyebutkan contoh pengelolaan Zakat.
Menentukan cara untuk menerapkan perundang-undangan Zakat.
Pertemuan ketigabelas :
Menjelaskan perundang-undangan tentang Haji.
Menyebutkan ayat tentang Haji.
Menyebutkan hadits tentang Haji.
Menjelaskan cara pelaksanaan Haji.
Praktek manasik haji.
Pertemuan keempatbelas :
Menjelaskan perundang-undangan tentang Wakaf.
Menyebutkan ayat tentang Wakaf.
Menyebutkan hadits tentang Wakaf.
Menjelaskan benda-benda yang boleh diwakafkan.
Menentukan cara untuk menerapkan perundang-undangan Wakaf
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman, Emosional
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Latihan, Demonstrasi
C. Langkah-langkah :

No. Pertemuan Materi Metode Tugas
Tadarrus/Appersepsi

1 XIII Penjelasan perundang-undangan Zakat Tanya Jawab
2 Ayat dan hadits kewajiban Zakat Latihan
3 Nisab dan haul Zakat Tanya Jawab
4 Golongan penerima Zakat Tanya Jawab
5 Contoh pengelolaan Zakat Diskusi
6 XIV Cara menerapkan UU Zakat Diskusi
7 Penjelasan UU Haji Tanya Jawab
8 Ayat kewajiban haji Latihan
9 Hadits kewajiban haji Latihan
10 Cara pelaksanaan haji Diskusi
11 XV Praktek manasik haji Demonstrasi
12 Penjelasan UU Wakaf Tanya Jawab
13 Ayat tentang Wakaf Latihan
14 Hadits tentang Wakaf Latihan
15 Benda-benda yang boleh diwakafkan Tanya Jawab
16 Cara mengelola Wakaf Diskusi

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Hadits Bukhori Muslim
Fiqh Sunnah
Buku Paket PAI
Administrasi pengelolaan zakat
Perangkat praktek manasik haji
Administrasi pengelolaan wakaf
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,

Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
12( Duabelas )

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Smester : X / 2
Pertemuan ke : 16,17
Alokasi Waktu : 4 Jam ( 2 X 45 memnit )
I. Standar Kompetensi
12. Meneladani keteladanan Rasulullah saw. periode Madinah.
II. Kompetensi Dasar
Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
Mendeskripsikan strategi dakwah Rasullah saw. periode Madinah.
III. Indikator
Menjelaskan dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
Menjelaskan latar belakang hijrah Rasulullah saw. ke Madinah.
Menunjukkan profil dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
Menyimak film the massage tentang perjuangan Rasulullah saw. CD 1-2
Mencatat ayat dalam perjalanan film the massage
Mendikusikan film the massage tentang perjuangan rasulullah saw.
Mempresentasikan hasil film the massage perjuangan rasulullah saw.
Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
Menjelaskan keberhasilan yang diperoleh Rasulullah saw. pada periode Madinah.
Menyimak film the massage perjuangan Rasulullah saw. CD 3
Menulis jalan ceritera film the massage perjuangan Rasulullah saw.
Mendiskusikan film the massage CD 3
Mempresentasikan hasil film the massage CD 3.
Menjelaskan hikmah sejarah perjuangan Rasulullah saw. hingga futuh Makkah dari hasil menyimak film the massage.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan siswa dapat :
Pertemuan keenambelas :
Menjelaskan sejarah Rasulullah saw. periode Madinah.
Menjelaskan latar belakang hijrah Rasulullah saw. ke Madinah.
Menunjukkan profil dakwah rasulullah saw. periode Madinah.
Menyimak film the massage sejarah perjuangan Rasulullah saw. CD 1-2
Mencatat jalan ceritera dan ayat dalam fil the massage.
Mendiskusikan film the massage.
Mempresentasikan hasil menyimak film the massage perjuangan Rasulullah.
Pertemuan ketujuhbelas :
Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
Menjelaskan keberhasilan dakwah yang diperoleh Rasulullah saw. periode
Madinah.
Menyimak film the massage sejarah perjuangan Rasulullah saw. CD 3
Menulis ayat dan jalan ceritera film the massage.
Mendiskusikan film the massage.
Mempresentasikan hasil diskusi dan menyimak film the massage.
Menjelaskan hikmah mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah saw. periode Madinah dan hasil menyimak film the massage.
V. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendekatan : Pembiasaan, Pengalaman, Emosional
B. Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Presentasi, Tugas Pemutaran
Film the massage
C. Langkah-langkah :
No. Pertemuan Materi Metode Tugas

Tadarrus/Appersepsi
1 XVI Penjelasan sejarah Rasulullah di Madinah Tanya Jawab
2 Latar belakang Hijrah ke Madinah Tanya Jawab
3 Profil dakwah Rasulullah di Madinah Tanya Jawab
4 Menyimak film the massage CD 1-2 Menonton film
5 Menulis ayat dan jalan cerita film the Tugas
Massage
6 Mendiskusikan film the massage Diskusi
7 Mempresentasikan film the massage Demonstrasi
8 XVII Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah Tanya Jawab
9 Menjelaskan keberhasilan dakwah Tanya Jawab
Rasulullah di Madinah
10 Menyimak film the massage CD 3 Menonton film
11 Menulis ayat dan jalan ceritera film the Tugas
Massage
12 Mendiskusikan film the massage Diskusi
13 Mempresentasikan hasil menyimak film the Demonstrasi
Massage
14 Menjelaskan hikmah dakwah Rasulullah saw. Tanya Jawab
di Madinah dan pada film the massage

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Al-Qur’an
Al-Qur’an dan terjemahannya
Buku Paket PAI
Buku Sejarah Rasulullah saw.
CD Film The Massage 1,2,3
Ruang AVA
Layar Film
VII. Penilaian :
A. Prosedur :
1. Penilaian Proses Belajar
2. Penilaian Hasil Belajar
B. Alat Penilaian :
Soal-soal terlampir
Karawang, Januari 2010
GPAI,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 5,

Drs. ARUP WARDI SUWARDI Drs. AGUS SUBANDI
Nip. 195806211982121001 Nip. 196204161985031011

Contoh Proposal PTK

CONTOH PROPOSAL PTK
Oleh : Drs. Agus Subandi Guru SMAN 5 Karawang
“ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matamatika Siswa Dengan Menggunakan Media VCD”

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan manusia sebagai subjek pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya. Tujuan ini agar menjadikan mereka manusia yang berkualitas, sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang fungsi pendidikan nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perwujudan fungsi pendidikan nasional tersebut masih mendapatkan banyak permasalahan. Diantaranya masih rendahnya prestasi belajar siswa, rendahnya minat/motivasi belajar siswa sarana dan fasilitas pendidikan yang masih terbatas.
Pelajaran Matamatika adalah pelajaran yang sangat penting. Tetapi pelajaran ini selalu dipersoalkan baik dari sisi jam pelajaran bahkan sering menjadi kambing hitam penyebab kemorosotan moral siswa. Secara kognitif, pelajaran ini tidak masalah tetapi pada aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat porsi yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa banyak sekali macamnya. Dua diantara faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari luar diri pembelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar. Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berupa faktor nonsosial dan faktor dari dalam diri siswa dapat berupa kondisi fisiologis ataupun psikologis, yakni hal-hal yang mendorong aktivitas belajar misalnya, motivasi belajar siswa.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara VCD, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya dapat menggunakan metode dan media yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan memberikan nuansa menyenangkan pada siswa juga dengan berkembangnya teknologi komputer pada saat ini maka pemanfaatan teknologi informasi sangat dibutuhkan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Untuk itu media VCD dengan sistem multimedia merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang cukup menarik dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Fungsi khusus media dalam pembelajaran diantaranya untuk membangkitkan minat atau motivasi belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi dan untuk membuat konsep disajikan menjadi konkret sehingga dapat lebih dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Hal ini juga didukung dengan kelebihan multimedia sebagai media pembelajaran di antaranya : multimedia menyediakan proses VCD dan memberikan kemudahan umpan balik, memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan topik proses belajar, dapat mengatasi sikap pasif anak didik, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, dan menimbulkan persepsi yang sama pada peserta didik tentang materi yang diajarkan.
Media VCD ini merupakan media yang dibuat dengan bantuan komputer dengan menggunakan sistem multimedia yang di dalamnya memuat unsur teks, gambar, animasi dan suara. Dengan demikian media ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa sehingga prestasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat pula. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul : “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matamatika Siswa Dengan Menggunakan Media VCD.

B. Identifikasi Masalah

Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI IPA 3 SMAN X Ciputat pada tahun ajaran 2007/2008. Jumlah siswa dalam kelas penelitian ini 35 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Secara umum kemampuan akademik siswa kelas XI IPA 3 masih relatif rendah meskipun siswa tersebut masuk pada program IPA. Hal ini terlihat dari nilai ujian semester siswa pada kelas X, dimana masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan belajar (KKM) yang ditetapkan sekolah.
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar Matamatika siswa?
b. Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa?
c. Apakah penggunaan media VCD dapat meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa?
d. Kendala apa saja yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media VCD?
Fokus penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa dengan menggunakan media VCD. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 3 SMAN X Ciputat.

C. Pembatasan Masalah Penelitian
Untuk lebih memfokuskan masalah, penelitian ini dibatasi pada penggunaan media VCD dalam upaya meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa. Beberapa istilah terkait dengan masalah tersebut diberi batasan isitilah sbb:
1. Motivasi belajar yang dimaksud adalah motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan penggunaan media VCD.
2. Media VCD yang dimaksud berupa multimedia VCD yang di dalamnya memuat unsur teks, gambar animasi, juga suara.

D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi seperti di atas, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan media VCD dapat meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa?”

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui/mengumpulkan informasi tentang penggunaan media VCD dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa.
b. Untuk mengetahui/mengumpulkan informasi tentang persepsi siswa terhadap penggunaan media VCD dalam pembelajaran Matematika.



2. Kegunaan Hasil Penelitian
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi program pendidikan Matamatika dan juga dapat memberikan tambahan wawasan yang berkaitan dengan penggunaan media VCD dalam pembelajaran Matamatika bagi pihak-pihak terkait, yakni:
a. Manfaat bagi guru
1). Membantu guru dalam upaya penentuan strategi pengajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa.
2). Pertimbangan guru dalam mengajar menggunakan media VCD baik dari segi persiapan mengajar maupun kendala-kendala yang dihadapi.
b. Manfaat bagi siswa
Apabila hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media VCD dapat meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa, maka melalui media ini siswa akan mudah menyerap materi, meningkatkan keaktifan siswa dan memberikan suasana belajar baru dalam belajar Matamatika.
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah tentang peranan media VCD dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi pembaca
Dapat dijadikan kajian positif dan penelitian diteliti lebih lanjut.
e. Manfaat bagi program penyedia guru Matamatika
Menjadi pertimbangan dan masukan tentang perlu tidaknya memasukan unsur penggunaan media VCD dalam kurikulum pembelajaran di sekolah.


F. Kajian teori/Kerangka Teoretik
(Teori dikutip dari buku-buku, jurnal hasil penelitian dll. yang terkait dengan judul penelitian –masalah dan tindakan), meliputi:
a. Konsep Pendidikan Matamatika
b. Konsep Motivasi dan Motivasi Belajar Matamatika
c. Pembelajaran dengan VCD
d. Media VCD sebagai alternatif media dalam pembelajaran Matamatika

G. Hipotesis Tindakan
Penggunaan media VCD dapat meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa

H. Metodologi Penelitian
1. Seting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA X Ciputat yang beralamat di ...................................Ciputat.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari 12 Juli – 29 Agustus 2007.
2. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Matamatika dengan menggunakan media VCD guna meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa dengan pokok bahasan statistika.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan (Planning).
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan kriteria sebagai berikut :
1). Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar Matamatika.
3). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus 60% dari jumlah siswa mendapatkan skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1
Diagram Desain Penelitian
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III




















Catatan:
Apabila permasalahan belum terselesaikan dilanjutkan ke siklus selanjutnya

3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud adalah sasaran penelitian, yakni siswa SMAN 2 Ciputat, kelas XI IPA 3 tahun ajaran 2007/2008, dalam kaitan dengan motivasi belajar dan penggunaan metode pembelajaran dengan VCD.

4. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang guru sebagai mitra kolaborasi (kolaborator), guru ini adalah guru mata pelajaran Matamatika kelas XI IPA3 yang bertindak sebagai observer (pengamat).

5. Tahapan Perencanaan Kegiatan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus 1 penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2
Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan
1 Observasi ke SMAN 2 Ciputat
2 Mengurus surat izin penelitian
3 Membuat instrumen penelitian
4 Mempersiapkan media VCD
5 Menghubungi kepala sekolah
6 Diskkusi awal dengan guru mata pelajaran
7 Menentukan kelas subjek penelitian
8 Menyiapkan angket motivasi belajar Matamatika pada kelas subjek penelitian untuk mengetahui skor motivasi belajar awal
9 Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
10 Mensosialisasikan pembelajaran Matamatika dengan menggunakan media VCD pada siswa yang menjadi subjek penelitian
Tabel 3
Tahap Penelitian Siklus I

SIKLUS I Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas tempat penelitian (laboratorium komputer)
2. Membuat rencana pengajaran
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
5. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya
6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
7. Menyiapkan soal akhir siklus
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan


1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan media VCD pada siswa
2. Siswa mempelajari materi statistika yang meliputi: pengertian-pengertian dasar statistika, penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media VCD
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media VCD
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 1
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
Tahap Observasi


Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran.

Refleksi


Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.


Tabel 4
Tahap Penelitian Siklus II
SIKLUS II Tahap Perencanaan


1. Menyiapkan media dan alat-alat (seperti headset, speaker dan keperluan lainnya dalam penelitian)
2. Menyiapkan kelas tempat penelitian (laboratorium komputer)
3. Membuat rencana pengajaran
4. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
5. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
6. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya
7. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
8. Menyiapkan soal akhir siklus
9. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan


1. Memberikan pengarahan bagi siswa yang masih kesulitan menggunakan media VCD
2. Siswa mempelajari materi statistika yang meliputi: mean, median, modus dan kuartil untuk data tunggal dan kelompok
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media VCD
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media VCD
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 2
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
Tahap Observasi


Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.

Refleksi


Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Dan seterusnya.

B. Teknik Pengumpulan Data (Data dan Sumber data)
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai guru dan siswa, siswa menyelesaikan soal tes tiap akhir siklus, memberikan angket motivasi belajar Matamatika pada siswa diawal dan diakhir siklus 3, melakukan observasi ketika proses belajar mengajar berlangsung dan untuk melengkapi hasil penelitian pengumpulan data juga dilakukan dengan memberikan angket persepsi siswa terhadap pembelajaran Matamatika dengan menggunakan media VCD. Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator pada saat menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, hasil angket motivasi belajar Matamatika siswa, hasil angket persepsi siswa terhadap media VCD, hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif: nilai raport siswa, nilai tes akhir siklus dan nilai ulangan harian siswa.
Sumber data : sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan peneliti.

C. Instrumen Pengumpulan data yang Digunakan
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu tes dan non-tes. Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes Ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sehingga dapat mengukur motivasi belajar siswa. Sedangkan untuk nontes instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

D. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, diantaranya:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
Agar diperoleh data yang valid, instrumen angket motivasi belajar Matamatika siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reliabilitasnya.
a. Validitas
Untuk menghitung validitas empiris instrumen angket motivasi belajar digunakan rumus product momen.
b. Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen angket digunakan rumus Alpha Cronbach

E. Analisis Data dan Interpretasi Hasil
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil skor motivasi belajar, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan lapangan. Semua data di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan motivasi adalah terjadinya peningkatan motivasi belajar Matamatika yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar Matamatika dan skor motivasi belajar Matamatika menunjukkan angka yang signifikan serta hasil tes menunjukkan 60% dari jumlah siswa kelas subjek penelitian mendapatkan nilai ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan.

F. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus 1) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan motivasi belajar Matamatika maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penggunaan media VCD dalam meningkatkan motivasi belajar Matamatika siswa dengan pokok bahasan statistika. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi motivasi belajar Matamatika siswa, untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor lain tersebut.

SELESAI ...

Sosiologi

Sosiologi

Oleh : Drs. Agus Subandi Guru SMAN 5 Karawang
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logosberarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[rujukan?]Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Sejarah istilah sosiologi


Potret Auguste Comte.
 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwanPerancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.[rujukan?] Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.[rujukan?] Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.[rujukan?]Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.[rujukan?] Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).[rujukan?]Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.[rujukan?]
 Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis.[rujukan?] Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatananalogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasiyang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
 Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
 Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
 Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Pokok bahasan sosiologi
Pokok bahasan sosiolgi ada empat: 1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.[rujukan?]
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.[rujukan?]
Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.[rujukan?]Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
4. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.[1]
 Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
 Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
 Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
 Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.[2]
 Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
 Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
 Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
 Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Objek Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.[3]
 Objek Material
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
 Objek Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.[4] Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi didesa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.[5] Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:[6]
 Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
 Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
 Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
Perkembangan pada abad pencerahan
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahanmasyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat strukturmasyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.
Gejolak abad revolusi
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak.Bangasawan dan kaum Rohaniwan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.


Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahanmasyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
 Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
 Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
 Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.
Kelahiran sosiologi modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
Referensi
1. ^ William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
2. ^ Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
3. ^ James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
4. ^ Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
5. ^ Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19
6. ^ George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28
 Sosiologi
 Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006. ISBN 5-484-00414-4 [1].

Action Research

ACTION RESEARCH
Oleh : Drs. Agus Subandi
A. Pengertian
Beberapa tahun terakhir ini berkembang dengan pesat sebuah model penelitian eksperimen yang dapat dikatakan “tidak kaku”, tetapi sebaliknya justru menuntut adanya perkembangan. Penelitian dimaksud adalah “penelitian tindakan”. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89)
Ketika model penelitian tindakan ini mulai diperkenalkan, banyak ilmuwan yang tidak setuju, dan beranggapan bahwa penelitian tindakan ini kurang ilmiah, karena dilakukan dengan coba-coba. Namun setelah diketahui hasilnya bermanfaat, dan memang dilakukan secara sistematis serta menggunakan langkah-langkah yang benar, maka semaraklah perkembangannya. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89-90)
Pada hakikatnya action research merupakan rangkaian “ riset-tindakan, riset- tindakan … “ yang dilakukan secara siklik / siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua diantaranya adalah individual action research dan collaborative action research. (Diklat PTK Nasional 2008, hlm. 1)
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan siklus adalah : hasil belajar, tingkat kedisiplinan, tingkat keaktifan siswa, sikap ilmiah, perilaku siswa, kemampuan kerjasama siswa, proses pembelajaran di kelas dan keterampilan mengajar guru. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 32)
Penelitian tindakan ini dapat dimasukkan dalam kelompok “penelitian eksperimen” dengan ciri yang khusus. Yakni penelitian eksperimen berulang dan berkelanjutan. Dengan menggunakan data kualitatif. (Suharsimi Arikunto, 2006, 95)
Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 95)
1

2
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 90)
Masalah yang dapat dikaji diantaranya : masalah belajar disekolah; pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan; pelaksanaan; dan evaluasi program pengajaran; pengelolaan dan pengendalian; desain dan strategi pembelajaran di kelas; penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai; alat bantu, media dan sumber belajar; system asesmen dan evaluasi proses serta hasil pembelajaran; masalah kurikulum. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 30)
Mengingat bahwa permasalahan pendidikan itu tidak hanya terjadi di kelas saja, tetapi juga di luar kelas dan masih dalam lingkup sekolah, maka guru dapat melakukan perbaikan terhadap proses kerjanya. Oleh karena itu istilah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) dapat dimaknai terlalu sempit. Istilah yang lebih luas dan luwes adalah Penelitian Tindakan (Action Risearch) saja. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 89)
Adapun tujuan dan manfaat penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran, pemecahan masalah, dan layanan professional. Sedangkan manfaatnya untuk menumbuhkan sikap inovatif, rasa percaya diri, dan pengembangan kurikuler. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 14)
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “ penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan “. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 90)
Menurut Kemmis action research adalah “penelitian untuk mengujicobakan ide-ide dalam praktek untuk memperbaiki / mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi”. (Kemmis, 1983).


3
Menurut Taggart action research adalah “bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan social serta pemahaman mengenai praktik dan situasi tempat dilakukannya”. (Taggart, 1988)
Action research adalah “bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang dilakukan”. (Proyek PGSM Diknas, 1999)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Sedangkan tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 91)

B. Ciri / Karakteristik Penelitian Tindakan
1. On job problem oriented, (masalah yang diteliti adalah masalah yang riil, yang muncul dari dunia kerja peneliti / yang ada dalam kewenangan / tanggung jawab peneliti).
2. Problem solving oriented, (berorientasi pada pemecahan masalah). Penelitian-penelitian yang hanya menghasilkan pengertian / pemahaman seperti pada riset empirisme dan interpretivisme dianggap tidak bermanfaat (meaniful), karena tidak memecahkan masalah.
3. Improvement oriented, (berorientasi pada peningkatan kualitas). Action research menegaskan pentingnya masing-masing komponen dari suatu system organisasi itu berkembang (berubah lebih baik).

4
4. Multiple data collection, (berbagai cara koleksi data dipergunakan). Untuk memenuhi prinsip critical approaches (kebenaran itu subyektif / problematik) berbagai cara pengumpulan data umumnya digunakan seperti : observasi, tes, wawancara, questionnaires dan sebagainya, agar apa yang sebenarnya disebut kebenaran / realita dapat lebih diungkap.
5. Cyclic, (siklis) konsep tindakan (action) pada dasarnya diterapkan melalui urutan-urutan : planning, acting, observing and reflecting yang secara pada hakekatnya menggambarkan pemikiran kritis dan reflektif (critical / reflective thinking) terhadap efektifitas kepemimpinan atas tindakan.
6. Participatory (collaborative). Peneliti bekerjasama dengan orang lain (ahli) melakukan setiap langkah penelitian action research, seperti : planning, observing, thinking action dan reflecting. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 1-2)
C. Model Penelitian Tindakan
Kurt Lewin mengembangkan penelitian tindakan atas dasar konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Tindakan (acting),
3. Pengamatan (observing), dan
4. Refleksi (reflecting). (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan yang berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Apabila digambarkan dalam bentuk vusualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut ini :


5
Perlakuan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 92)
Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun model dimaksud adalah sebagai berikut :
Perencanaan

Refleksi -------- SIKLUS-1 ------------ Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi -------- SIKLUS – II ---------- Pelaksanaan

Pengamatan
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 97)


6
Adapun tahapan dalam penelitin tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Pertama : Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Tahap Kedua : Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah yang mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan menghindari kekakuan.
Tahap Ketiga : Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Ketika yang menjadi pengamat adalah guru yang bersangkutan, maka mesti melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Tahap Keempat : Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 98-99)
D. Prinsip Penelitian Tindakan
1. Penelitian tindakan partisipatori (participatory action research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki program kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian tindakan kritis (critical action research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.
3. Penelitian tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek pembelajaran.
7
4. Penelitian tindakan institusi (institutional action research), yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinekerja, proses, dan prokduktivitas lembaga. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 95-96)
E. Sasaran Objek Penelitian Tindakan
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan / laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang bisa diamati guru, siswa, atau keduanya.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Dalam penelitian tindakan, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 102-104)


8
F. Laporan Penelitian Tindakan
1. Pembukaan
a. Halaman judul
b. Halaman pengesahan
c. Abstraksi
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
2. Bagian Isi
a. Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, kerangka berfikir, hipotesis.
b. Bab 2 : Kajian teoritik, hasil penelitian yang relevan.
c. Bab 3 : Metodologi penelitian, yang meliputi : subjek penelitian, setting (tempat), desain (rancangan atau cara-cara pokok penelitian), data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pelaksanaan tindakan, cara monitoring (pemantauan siapa yang melakukan, dimana dan apa yang dipantau), analisis hasil (jenis data yang dianalisis, siapa yang menganalisis) dan refleksi.
d. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : deskripsi setting penelitian, hasil penelitian dari setiap siklus dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran, pembuatan kesimpulan memperhatikan hasis analisis yang mengacu ke perumusan masalah dan tujuan. Sedangkan saran meliputi saran untuk penelitian lanjut dan penerapan hasil penelitian.
3. Bagian Penunjang
a. Daftar Pustaka.
b. Lampiran-lampiran yang diperlukan.
c. Lampiran instrument penelitian.
d. Dokumentasi. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 44-45)


9
G. Proposal PTK
1. Judul
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
d. Kerangka Pemikiran
e. Hipotesis
3. Kerangka Teoritik (Landasan Teori)
4. Metodologi Penelitian :
a. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
b. Rencana Tindakan :
1) Perencanaan (skenario tindakan, pengadaan alat, personel)
2) Pelaksanaan tindakan (deskripsi tindakan, skenario kerja, perbaikan, serta prosedur tindakan)
3) Rencana perekaman / pencatatan data dan pengolahannya ataupenafsiran data
4) Observasi (rencana perekaman / pencatatan data dan pengolahannya / penafsiran data).
5) Analisis dan refleksi :
(a) Prosedur analisis
(b) Refleksi brkenaan dengan proses
(c) Dampak tindakan perbaikan
(d) Kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya
c. Data dan Cara Pengumpulan (jenis dan format data)
5. Rencana Anggaran
6. Jadwal Penelitian
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran
9. Dokumentasi
10. Curriculum vitae. (Diklat PTK Nasional, 2008, hlm. 38-39)